Latar belakang dan sejarah baja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur baja merupakan
suatu alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur yang
lainnya baik dalam skala kecil maupun besar. Hal ini dikarenakan material baja
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan bahan konstruksi yang lain. Bila
dibandingkan dengan beton konvensional, baja memiliki beberapa keunggulan yang
perlu diperhatikan dalam pembangunan yaitu awet dan kuat, specific strength
yang lebih tinggi serta waktu pengerjaan yang lebih cepat dapat mempercepat
pengerjaan struktur ditambah lagi dengan keseragaman material yang lebih
terjamin karena dibuat secara fabrikasi (homogen).
Struktur baja pada dunia
konstruksi modern sering digunakan sebagai bahan struktur pada bangunan maupun
jembatan. Seiring dengan berkembangnya inovasi, kebutuhan masyarakat akan
tempat tinggal / tempat kegiatan di muka umum. Pada umumnya
penggunaan baja lebih praktis dibandingkan dengan beton dengan tujuan
mengurangi durasi pelaksanaan proyek sehingga resiko keterlambatan yang terjadi
menjadi lebih kecil. Selain itu pekerjaan dapat dilakukan jauh lebih aman dan lebih
mudah seperti persiapan, pemasangan,dan perawatan. Sehingga struktur baja ini
menjadi salah satu pilihan atau solusi untuk dunia konstruksi yang sekarang ini
sudah banyak digunakan di berbagai proyek pembangunan, baik itu untuk
pembangunan gedung kantor, jembatan dan lain sebagainya, karena sudah banyak
komponen struktur seperti kolom dan balok yang dapat dibuat menjadi sebuah
bangunan struktur.
Dalam sebuah struktur
gedung bertingkat maupun rumah tinggal, terdapat komponen struktur yang
berfungsi untuk menghubungkan kolom bangunan dan menahan beban lantai yang
berada di atasnya, struktur tersebut disebut struktur balok. Dalam
perencanaannya struktur balok dapat memakai banyak material, antara lain adalah
beton bertulang, baja atau kombinasi antara baja dan beton (balok komposit),
dimensi dari setiap balok tersebut perlu diperhitungkan agar dapat bekerja
dengan baik serta kuat menahan beban-beban yang harus ditanggung oleh balok
tersebut.
Konstruksi baja merupakan
alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur lainnya,
baik dalam skala kecil maupun besar, hal ini dikarenakan material baja
mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan bahan konstruksi lainnya. Kelebihan
baja dibandingkan dengan bahan lain seperti mempunyai kekuatan cukup tinggi dan
merata dari bagian lentur baik tarik maupun tekan maupun dari tahanan gesernya,
kekuatan baja tersebut bervariasi antara 300 MPa sampai 2000 MPa. Karena
kekuatannya yang tinggi maka pada umumnya ukuran penampang profil baja relatif
kecil sehingga berat sturkturnya cukup ringan meskipun berat jenis baja tinggi.
Namun biaya pemeliharaan yang diperlukan pada suatu konstruksi baja tidak
sedikit, selain itu kekuatan baja dipengaruhi oleh temperatur.
B. Rumusan
Masalah
Dengan latar belakang
diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan baja itu
sendiri ?
2. Kegunaan dan manfaat apa saja yang
dapat diperoleh dari penggunaan struktur baja?
3. Sifat baja dan Latar belakang
sejarah dari terciptanya struktur baja ?
4. Bagaimana baja dapat menjadi
alternatif bahan konstruksi bangunan?
5. Sejarah sejarah baja menurut buku Steel
Structures Design And Behaviour – Fifth Edition Charles G. Salmon; John E.
Johnson; Faris A. Malhas,
6. Sejarah struktur baja menurut buku Structural
Steel Designer’s Handbook Roger L. Brockenbrough, PE. Frederick S. Merritt, PE,
7. Sejarah struktur baja menurut buku Handbook
of Structural Steel Conncetion Design and Details Akbar R. Tamboli, P.E., FASCE,
8. Struktur baja menurut Sni 1729 –
2015 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
C. Tujuan
dan Manfaat
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
maksud dan fungsi dan sifat dari struktur baja,
2.
Mengetahui
dan memaksimalkan tersedianya bahan konstruksi dari baja,
3.
Mengetahui
latar belakang terciptanya struktur baja,
4.
Mengetahui
sejarah yang menjadi latar belakang struktur baja itu sendiri.
5.
Menelaah
lebih dalam struktur baja melalui buku karya para ilmuan melalui sebuah karya
yang mereka tulis sebelumnya.
Manfaat :
1.
Memberikan
informasi mengenai salah satu cabang ilmu Teknik sipil, yakni : tentang struktur
baja.
2.
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang perencanaan
struktur khusunya dalam perencanaan struktur baja.Serta diharapkan menjadi referensi para praktisi
dalam pemakaian jenis struktur rangka atap baja,
3.
Diharapkan
dapat menggambarkan latar belakang dari terciptanya struktur baja tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN BAJA
1.1. Pengertian Baja
Baja adalah logam
paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan
utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan
(manganese), krom (chromium), vanadium, dan nikel. Dengan
memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile
strength), namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle)
serta menurunkan keuletannya (ductility).
Pengaruh utama dari kandungan karbon
dalam baja adalah pada kekuatan, kekerasan, dan sifat mudah dibentuk. Kandungan
karbon yang besar dalam baja mengakibatkan meningkatnya kekerasan tetapi baja
tersebut akan rapuh dan tidak mudah dibentuk (Davis, 1982).
1.2. Jenis Baja (secara garis besar).
Baja merupakan besi dengan kadar karbon kurang dari 2 %. Baja
dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keperluan. Secara
garis besar ada 2 jenis baja, yaitu :
a)
Baja Karbon
Baja karbon disebut juga plain karbon steel,
mengandung terutama unsur karbon dan sedikit silicon, belerang dan pospor.
Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon dibagi menjadi :
-
Baja dengan kadar karbon
rendah ( < 0,2 % C)
-
Baja dengan kadar karbon
sedang ( 0,1%-0,5 % C)
-
Baja dengan kadar karbon
tinggi ( >0,5 % C)
b)
Baja Paduan
Baja dikatakan di
padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja karbon
biasa yang terdiri dari unsur fosfor dan mangan. Baja paduan semakin banyak di
gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja paduan, yaitu : Cr, Mn,
Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
-
Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel),
-
Baja Paduan Menengah (Medium
Alloy Steel)
-
Baja Paduan Tinggi (High
Alloy Steel)
Menurut
(Amstead, 1993) secara umumnya, baja paduan memiliki sifat yang unggul daripada
baja karbon biasa, diantaranya:
1.
Keuletan yang tinggi tanpa
pengurangan kekuatan tarik.
2.
Tahan terhadap korosi dan
keausan yang tergantung dari jenis paduannya.
3.
Tahan terhadap perubahan suhu,
ini berarti bahwa sifat fisiknya tidak banyak berubah.
4. Memiliki butiran halus dan homogen.
2.
PENGERTIAN STRUKTUR BAJA
2.1. Pengertian struktur baja
Struktur
baja adalah struktur logam yang terbuat dari komponen baja struktural yang
saling terhubung untuk mengangkut beban dan memberikan kekakuan penuh. Karena
tingkat kekuatan baja yang tinggi, struktur ini dapat diandalkan dan
membutuhkan lebih sedikit bahan baku dibandingkan jenis struktur lain seperti
struktur beton dan struktur kayu.
Dalam konstruksi modern, struktur baja digunakan untuk
hampir setiap jenis struktur termasuk bangunan industri berat, bangunan
bertingkat tinggi, sistem pendukung peralatan, infrastruktur, jembatan, menara,
terminal bandara, pabrik industri berat, rak pipa, dll.
Struktur baja meliputi sub-struktur atau bagian dalam sebuah
bangunan yang terbuat dari baja struktural. Baja struktural adalah bahan
konstruksi baja yang dibuat dengan bentuk dan komposisi kimia tertentu sesuai
dengan spesifikasi pada proyek tersebut.
Bahan utama dari baja struktural adalah besi dan karbon.
Mangan, logam campuran, dan beberapa zat kimia tertentu juga ditambahkan pada
besi dan karbon untuk menambah kekuatan dan ketahanan.
Baja struktural dibuat dari canai panas maupun canai dingin
atau dibuat dengan pengelasan antara plat datar atau plat tekuk, tergantung
pada spesifikasi yang berlaku pada setiap proyek.
Baja struktural memiliki beberapa bentuk, ukuran dan alat
ukur. Bentuk umumnya termasuk balok I, talang, dan siku.
·
I-Beam: baja dengan bentuk penampang I
·
Z-shape: salah satu baja dengan pinggiran yang berlawanan dengan
pinggiran yang lain
·
HSS-shape: bagian struktural berongga dengan bentuk meliputi persegi,
persegi panjang, lingkaran (pipa) dan penampang elips
·
Angle: baja dengan bentuk penampang L (siku)
·
Struktural talang: balok berbentuk C atau baja dengan bentuk
penampang C
·
Tee: baja dengan bentuk penampang T
·
Profil rel: bentuk-bentuk pegangan, umumnya untuk tangga seperti : Strap
rail, Flanged rail, Baulk rail, Barlow rail, Flat bottomed rail, Double-headed
rail, Bullhead rail, Tangential turnouts, Grooved rail
·
Bar: potongan metal, dengan bentuk potongan adalah persegi panjang
namun tidak lebar hingga berbentuk
·
Rod: batangan metal panjang dengan penampang bulat atau kotak
·
Plate: lembaran logam dengan ketebalan mulai dari 4 mm
·
Balok web terbuka
2.2. Jenis Struktur Utama
- Truss structures: Bar or truss
members
- Frame structures: Beams and
columns
- Grids structures: latticed
structure or dome
- Arch
- Prestressed structures
- Beam bridge
- Truss bridge: truss members
- Arch bridge
- Cable-stayed bridge
- Suspension bridge
2.3.
Kelebihan Struktur Baja
1. Hemat biaya
Produksi menjadi lebih
murah, minim perawatan dibandingkan dengan metode bangunan tradisional lainnya.
Selain itu, 98% dari semua struktur baja dapat didaurulang menjadi produk baja
baru tanpa mengurangi fisik bahannya.
2. Pemasangan cepat
Akurasi ukuran komponen
baja mempercepat proses pemasangan dan memungkinkan pemantauan menggunakan
manajemen dengan perangkat lunak untuk menyelesaikan pemasangan dengan lebih
cepat.
3. Kesehatan dan keselamatan
Struktur baja di produksi
di pabrik dan dipasang dengan cepat di lokasi konstruksi oleh tenaga terampil
menjadikan struktur baja tetap aman. Survei di bidang industri secara konsisten
menunjukkan bahwa struktur baja adalah solusi paling aman.
Tidak menyebabkan
pencemaran debu atau kebisingan dalam proses pemasangan struktur baja, hal ini
karena pembuatannya yang dilakukan di pabrik.
4. Fleksibilitas
Aplikasi terbaru, kondisi
pembebanan, ekspansi secara vertikal mudah untuk dilakukan di masa yang akan
datang dan dapat diubah sesuai keinginan pemilik yang tidak dapat dilakukan
oleh sistem perangkaan yang lainnya.
2.4. Kelemahan
Struktur Baja
Kelemahan Baja sebagai Material
Struktur
Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf dibawah
ini :
1.
Biaya
Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi
kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
2.
Biaya
Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika
terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik
sehingga dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal
dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material
baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.
3.
Rentan
Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap buckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan
bahwa baja mempunyai kekuatan yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan
sebagai kolom seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu digunakan
untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
4.
Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan perlu
dilakukan pengurangankekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi beban
siklis.
5.
Keruntuhan
Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas
dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik
dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan getas
(ini yang terjadi pada kapal Titanic).
3.
SEJARAH
BAJA
Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400
tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebut proses peleburan
besi mulai diketahui secara luas. Tahun 1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews,
Roma, Carhaginians dan Asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi
dalam kehidupannya.Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi
oleh bangsa arya. Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi. Tahun 400 –
500 SM, Baja sudah ditemukan penggunaannya di Eropa. Tahun 250 SM, Bangsa India
menemukan cara membuat baja. Tahun 1000 M, Baja dengan campuran unsur lain ditemukan
pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja
Damaskus. 1300 M, Rahasia pembuatan baja damaskus hilang.1700 M, Baja kembali
diteliti penggunaan dan pembuatannya di Eropa.
Penggunaan logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi
tuang untuk bentang lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di
Inggris pada tahun 1777 – 1779. Dalam kurun waktu 1780 – 1820,. Dibangun lagi
sejumlah jembatan dari besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok
– balok utama dari potongan – potongan besi tuang indivudual yang membentuk
batang – batang atau kerangka (truss) konstruksi. Besi tuang juga digunakan
sebagai rantai penghubung pada jembatan – jembatan suspensi sampai sekitar
tahun 1840.
Setelah tahun 1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang
dengan contoh pertamanya yang penting adalah Brittania Bridge diatas selat
Menai di Wales yang dibangun pada 1846 – 1850. Jembatan ini menggunakan gelagar
–gelagar tubular yang membentang sepanjang 230 – 460 – 460 – 230 ft (70 – 140 –
140 – 70 m) dari pelat dan profil siku besi tempa.
Proses canai (rolling) dari berbagai profil mulai berkembang
pada saat besi tuang dan besi tempa telah semakin banyak digunakan. Batang –
batang mulai dicanai pada skala industrial sekitar tahun 1780. Perencanaan rel
dimulai sekitar 1820 dan diperluas sampai pada bentuk – I menjelang tahun
1870-an.
Perkembangan proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar
pada konverter Bessemer (1870) serta tungku siemens-martin semakin memperluas
penggunaan produk – produk besi sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja
telah mengganti kedudukan besi tempa sebagai bahan bangunan logam yang
terutama. Dewasa ini (1990-an), baja telah memiliki tegangan leleh dari24 000
sampai dengan 100 000 pounds per square inch, psi (165 sampai 690 MPa), dan
telah tersedia untuk berbagai keperluan struktural.
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada
tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman
sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai
diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang
diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan
sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan
proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi
oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone
iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti
oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan
besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1
persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan
baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar untuk membuat baja dengan
memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama
beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi
baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai
mengalami peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas
melewati “charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih
besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama
kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai
hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig
iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses
lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga
digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses
pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry
Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun
1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi bekas secara
kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills
adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja Amerika. Mills
yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.
4.
LATAR
BELAKANG SEJARAH MENURUT BEBERAPA BUKU
4.1. Sejarah baja menurut buku Steel Structures Design And
Behaviour – Fifth Edition Charles G. Salmon; John E. Johnson; Faris A. Malhas,
Latar belakang sejarah struktur baja. logam
sebagai bahan struktural dimulai dengan besi cor, digunakan pada rentang
lengkungan 100 kaki (30m) yang dibangun di Inggris pada tahun 1777-1779 (1.1).
sejumlah jembatan besi tuang dibangun selama periode 1780-1820, sebagian besar
berbentuk lengkung dengan balok penopang yang terdiri dari potongan besi tuang
individu yang membentuk batang atau rangka. besi cor juga digunakan untuk
rantai penghubung pada jembatan sus-pension hingga sekitar tahun 1840.
Besi
tempa mulai menggantikan besi tuang segera setelah tahun 1840. contoh
sebelumnya yang penting adalah jembatan brittania di atas selat menai dalam
wales, yang dibangun pada tahun 1846-1850. ini adalah jembatan gelagar tubular
dengan bentang 230-460-460-230 kaki (70-140-140-70 m), yang terbuat dari pelat
dan sudut besi tempa.
Proses
bergulir berbagai bentuk berkembang sebagai besi cor dan besi tempa menerima
penggunaan yang lebih luas. palang digulung pada skala industri yang dimulai
sekitar 1780. gulungan rel dimulai sekitar 1820 dan diperluas ke bentuk I pada
1870-an.
Pengembangan
proses bessemer (1855), pengenalan liner dasar dalam konverter bessemer (1870),
dan tungku perapian terbuka yang membawa penggunaan besi secara luas adalah
produk dalam bahan bangunan. sejak 1890, baja telah menggantikan besi tempa
sebagai bahan bangunan logam utama. Currenly (2008), baja yang memiliki
tegangan leleh bervariasi dari 24.000 hingga 100.000 pound per inci persegi,
atau psi (165 hingga 690 megapascal, atau MPa). tersedia untuk penggunaan
struktural.
4.2. Sejarah struktur baja menurut buku
Structural Steel Designer’s Handbook Roger L. Brockenbrough, PE. Frederick S.
Merritt, PE
Uniform Building Code (UBC) Konferensi Internasional Pejabat Bangunan telah menjadi sumber utama ketentuan desain seismik untuk Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. UBC secara historis mengadopsi ketentuan berdasarkan rekomendasi dari Asosiasi Insinyur Struktural California (SEAOC). UBC dan SEAOC mendefinisikan gaya desain dan menetapkan persyaratan terperinci untuk seismik desain banyak jenis struktural. Namun, dokumen lain, “Bahaya Gempa Bumi Nasional Program pengurangan (NEHRP) Rekomendasi Ketentuan untuk Pengembangan Peraturan Seismik untuk Bangunan Baru, ”Building Seismic Safety Council (BSSC), Federal Emergency Management Agency (FEMA), Washington, D.C., telah mempertahankan serangkaian ketentuan beban seismik yang paralel sejak tahun 1970-an.
Ada banyak kesamaan antara rekomendasi UBC dan NEHRP, karena alasannya sama untuk kedua dokumen dan banyak insinyur berpartisipasi dalam pengembangan dari kedua dokumen. Namun, ada juga perbedaan dalam pendekatan terperinci yang digunakan oleh
ketentuan UBC dan NEHRP. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan ini. Saat ini, insinyur struktural telah bergerak ke arah kode nasional terpadu, yaitu Internasional Building Code (IBC) dikelola oleh International Code Council, Falls Church, Virginia. IBC hari ini mendasarkan ketentuan seismiknya pada ketentuan NEHRP, dan secara efektif mengadopsi ketentuan ini dengan mengacu pada "Beban Desain Minimum untuk Bangunan dan Struktur Lainnya," ASCE 7-02. Hari ini
ini adalah metode utama untuk membangun kekuatan desain gempa untuk bangunan. The ASCE 7-05 seismik ketentuan desain akan didasarkan pada ketentuan NEHRP 2003.
Desain seismik didasarkan pada konsep yang memungkinkan deformasi inelastik yang signifikan selama gempa bumi jarang yang besar sambil mencegah runtuhnya bangunan dan hilangnya nyawa bagi penghuni bangunan. Persyaratan perincian yang cermat diperlukan untuk memastikan daktilitas struktural dan kinerja inelastis ini. Institut Konstruksi Baja Amerika (AISC) mengumumkan “Desain Seismik Ketentuan untuk Bangunan Baja Struktural (2005) ”untuk memastikan kinerja inelastis yang memuaskan. Ini dokumen menyediakan persyaratan desain terperinci untuk struktur baja, yang kemudian digunakan bersamaan dengan gaya desain seismik dan deformasi yang disediakan dalam kode bangunan yang berlaku, atau ASCE 7 standar. ASCE 7-05 tidak tersedia pada saat persiapan bab ini. Karena itu, seismik prosedur pemuatan yang dijelaskan di sini didasarkan pada ketentuan NEHRP 2003, yang akan menyediakan dasar untuk ASCE 7-05, dan ketentuan seismik AISC 2005 untuk perincian struktural.
4.3. Sejarah struktur baja menurut buku
Handbook of Structural Steel Conncetion Design and Details Akbar R. Tamboli,
P.E., FASCE
Secara historis, desain koneksi momen bergantung pada asumsi transfer-beban yang dijelaskan sebelumnya dan detail koneksi web flens / baut yang dilas untuk memungkinkan kekuatan balok untuk berkembang sepenuhnya sebelumnya untuk kegagalan koneksi. Tes yang dilakukan oleh Popov dan Stephen (1970) dan lainnya menunjukkan bahwa tipe ini detail dapat digunakan untuk desain, saat momen plastik balok tercapai dan, dalam beberapa kasus, signifikan jumlah daktilitas diamati. Memang, diyakini bahwa baja khas SMF dilengkapi dengan baik untuk menahan kekuatan seismik besar dan tuntutan deformasi.
Dengan koneksi patah yang disebabkan oleh gempa Northridge datang pertanyaan baru terkait ini mekanisme transfer kekuatan. Apakah detail koneksi pra-Northridge pada dasarnya cacat? Bisakah secara substansial ditingkatkan dengan kontrol yang tepat atas material dan pengerjaan? Segera setelah Northridge fraktur koneksi ditemukan, para praktisi dan peneliti mulai menyelidiki ini pertanyaan, dan pada akhirnya, untuk sampai pada detail koneksi yang dapat diandalkan untuk memberikan tingkat yang cukup kekuatan dan kapasitas deformasi.
Banyak program pengujian yang berhasil dilakukan yang sekarang memberikan panduan dan arahan untuk SMF desain koneksi ke insinyur. Pengujian skala penuh telah menjadi alat yang sangat berguna dalam membantu memahami perilaku koneksi SMF.
Untuk SMF dan IMF AISC 341 membutuhkan penggunaan desain koneksi yang telah terbukti secara konsisten berkinerja baik dalam tes. Karena variasi ukuran anggota, kekuatan material, dan lainnya variabel antara proyek, program pengujian khusus proyek mungkin diperlukan. Atau, AISC memberikan kriteria penerimaan khusus untuk menggunakan hasil tes sebelumnya dari desain koneksi yang sebanding (AISC, 2010), atau 358 Prakualifikasi Standar AISC (AISC, 2010).
Salah satu dari tiga filosofi utama: (1) skema pengerasan, (2) skema penguatan, dan (3) Skema pelemahan telah digunakan dalam pengembangan konsep koneksi pasca-Northridge. Sering, beberapa atau semua skema ini digunakan dalam kombinasi.
4.4.Struktur baja menurut Sni 1729 –
2015 : Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1.
Baja adalah logam paduan dengan besi
sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon
dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya.
Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras. Unsur paduan lain yang
biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium),
vanadium, dan nikel.
2. Struktur
baja merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan
struktur yang lainnya baik dalam skala kecil maupun besar. Hal ini dikarenakan
material baja mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan bahan konstruksi yang
lain.
3. Struktur baja adalah struktur logam
yang terbuat dari komponen baja struktural yang saling terhubung untuk
mengangkut beban dan memberikan kekakuan penuh. Karena tingkat kekuatan baja
yang tinggi, struktur ini dapat diandalkan dan membutuhkan lebih sedikit bahan
baku dibandingkan jenis struktur lain seperti struktur beton dan struktur kayu.
4. Struktur
baja memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat di optimalkan sebagai bahan
kontruksi dengan mengetahui dari sifat-sifatnya,
5. Sebagai
engineering taknik sipil kita harus mengetahui latar belakang dan sejarah dari
bahan-bahan konstruksi yang digunakan, seperti yang kita bahas di atas yakni
baja.
2. Saran
1. Dengan mengetahui makna, pengertian baja, sifat, kelebihan
dan kekurangannya sebagai bahan konstruksi kita dapat memanfaatkan dan mengoptimalkannya
dengan kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah konstruksi,
2. Setelah mengetahui bebrapa hal yang di atas tadi, tidak
relevan tanpa mengetahui dan mempelajari latar belakang dari sejarah baja tsb.

Komentar
Posting Komentar